Jumat, 25 Desember 2009

Kerja Sama KOPASKA TNI AL Dengan US



Untuk meningkatkan profesionalisme pasukan khusus yang terlatih dan terdidik, tentu ada hal yang harus dilakukan secara kontinyu dan berkesimanbungan. mulai porsi latihan yang lebih dibanding dengan prajurit biasa, fasilitas latihan dan kesejahteraan prajuritnya, hingga biaya yang harus dibayar untuk menjalankan program latihan guna meningkatkan kualifikasi kemahiran prajurit khusus disatu bidang. Bahkan latihan dengan pasukan khusus dari negeri adidaya pun dilakoni.

Seperti yang dilakukan Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL dengan US Navy Seal (pasukan katak Amerika) yang saling jajal dalam latihan bersama yang bertajuk Maritime Terrorism and Maritime Interdiction Operation, Joint Combined Exchange For Training (fles Iron 06-01). Latihan tersebut dibuka Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Danguspurlatim) Laksma TNI Suparno didampingi Dantim US Navy Seal Ltcol Charles K. Comer di Actions Speed Tactical Training (ASTT) Kolatarmatim, Ujung, Surabya, Senin (6/2) pagi, selain betujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL (Kopaska) juga sebagai bukti arah pemulihan pasca dibukanya embargo militer Amerika atas Indonesia beberapa waktu lalu.

Makna penting dari latihan kedua pasukan elit tersebut dikatakan Asops Kasum TNI Mayor Jendral TNI Bambang Darmono dalam sambutannya yang dibacakan Danguspurlatim, bahwa untuk menjaga kedaulatan dan integritas NKRI dari bentuk gangguan dan ancaman potensial maupun faktual, maka diperlukan kehadiran TNI yang kuat dan profesional. Hal itu perlu kita cermati dan sikapi dengan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan. Berbagai bentuk kejahatan dan pelangaran di dan lewat laut saat ini seperti penyelundupan, illegal logging, pencurian kekayaan alam, perompakan dan pembajakan yang dialkukan kelompok teroris dengan sindikat internasional. Bila hal ini tidak ditangani secara serius akan berdampak negatif pada pembangunan ekonomi dan akhirnya merusak citra bangsa di mata dunia internasional.

“Untuk itu, tidak ada kata lain, sebagai prajurit samudera (TNI AL) harus terus meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya dengan cara berlatih. lebih baik mandi keringat dalam latihan dari pada mandi darah dimedan laga”. Tegas bambang mengibaratka. Hal tersebut lanjut bambang, mengikuti perubahan kebijakan pemerintah Amerika terhadap Indonesia kearah positif dengan prinsif saling menghormati dan saling mengutungkan, maka pimpinan TNI menyambut baik hal tersebut dengan dibukanya kembali kerjasama militer antara kedua negara.

Latihan yang digelar mulai 5 hingga 25 Februari ini, menurut Koordinator latihan Letkol Laut (E) M. Faisal yang juga sebagai Komandan Satuan Pasukan Katak (Dansatpaska) Koarmatim akan melibatkan 199 personel. Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan personel Kopaska TNI AL dalam melaksanakan operasi penanggulangan teror dan tindak kejahatan di laut (Maritime Terrorism and Maritime Interdiction Operation).

“Latihan Joint Combined Exchange For Training 06-01 antara Kopaska TNI AL dengan US. Navy Seal dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan prajurit Kopaska untuk melaksanakan operasi penanggulangan teror dan tindak kejahatan di laut, kegiatan ini melatih kemampuan para prajurit dalam bermanuvra menggunakan kapal khusus / sea rider sehingga mampu mengejar serta merapatkan sea rider ke kapal sasaran dengan baik, selanjutnya setiap prajurit juga mampu naik ke atas kapal lawan serta menguasai kapal tersebut dengan taktik yang betul,” jelas Faisal.

Sedangkan sasaran latihan, lanjut Pamen Melati dua ini, yaitu, setelah melaksanakan latihan ini di harapkan prajurit Kopaska TNI AL mampu menyiapkan dan melaksanakan operasi penanggulangan teror dan berbagai tindak kejahatan di laut. Dari 199 personel yang terlibat, 50 diantaranya merupakan pelaku latihan yang terdiri dari 30 orang personel pasukan katak TNI AL dan 20 orang dari US. Nevy Seal, sementara sisanya merupakan staf pendukung yang terdiri dari personel KRI, hely, penilai dll.

Latihan yang berlangsung selam 21 hari ini akan menerima dan memprakteka berbagai materi, diantaranya Maritime Mission Planning, Boat Handling (Coastal / Riverine), Outboard Motor and Hull Maintenance, Basic Madical Treatment,Communication Mission Planning, Weapons Maintenance and Safety, Ship Boarding, Ship Movement, CQB (Closed Quarter Battle), VBSS, Shooting Training, dan Marshelling. Untuk pelaksanaan latihan teori, dilaksanakan di ASTT Kolatarmatim, latihan menembak dilaksanakan di Lapangan Tembak Koarmatim dan latihan praktek lapangan dilaksanakan di Perairan Selat Madura dan sekitarnya. Latihan teori digelar 06 s/d 09 Pebruari 2006, Latihan praktek: 10 s/d 15 Pebruari 2006, Latihan menembak : 16 s/d 20 Pebruari 2006, FMP : 22 s/d 23 Pebruari 2006.

Latihan yang telah dimulai sejak tahun 1980 ini, kata Faisal, dalam perjalanannya mengalami pasang surut seiring dengan perkembangan politik negara, misalnya saja latihan ini pernah terhenti pada 1991 sampai 2005, kemudian kita mulai lagi tahu 2005 dan ini merupakan latihan kali ke 2 setelah Carat pada juli 2005 lalu. “Dari tahun 1980 hingga sekarang, yang diberikan US Navy Seal kepada kita adalah dalam bentuk keampuan/kemahiran penguasaan personel terhadap suatu materi dan penguasaan teknologi peralatan yang mereka miliki. Sedangkan dalam latihan lapangan nanti, akan pula dilibatkan satu Helly Bell TNI AL, KRI Teluk Ende – 517, dua Unit Sea Rider Kopaska TNI AL, lima Unit Perahu Karet, satu Kapal sipil jenis kapal penumpang, dua Kapal sipil jenis kapal tanker, tim Medis Diskesarmatim TNI AL, Tim Penilai, Kolatarmatim, Peninjau Mabes TNI dan Tim Penerangan.
Tampak dalam pembukaan latihan tersebut seluruh Asisiten Pangaramtim, para Koamndan Satuan, para Kasatker dan para Komandan KRI serta seluruh pelaku latihan MIO. Sebelum pembukaan latihan, diawali dengan Courtesy Call (CC) Dantim US Navy Seal Letcol Charles K. Comer kepda Pangarmatim Laksda TNI Waldi Murad di Gedung Gajah Mada, Ujung, Surabaya. (ARMATIM)


1 komentar: