Jumat, 15 Januari 2010

I Would Do It for Love

Once upon a time in a far away land, lived two families called the Darlan family and the Meissner family. The Darlan family had a daughter named Naya, while the Meissner family had a son named Arman. Naya and Arman had been friends since childhood and had lived in the country side for sixteen years of their life.

Unfortunately, one day, the Darlan family was called upon by the king as the family's men were very fine blacksmiths. The Darlan family had to move to the town because of the Kings demand. So Naya and Arman for the first time said goodbye to each other. Secretly, Arman vowed to work hard so that he could also work in town and finally meet Naya again.

Two years later, Arman had mastered some skills he thought he could put in good use in the town. Fulfilling his promise, he traveled to town and started to search for Naya. It was not a hard task, Naya's father had been granted the title of Duke by the King! Hurriedly, he visited Naya's own castle, but to his dismay, Naya did not want to meet him. "Maybe she is busy," he said to himself.

His determination to meet Naya did not waver, Arman found work as a builder in town. Each day, after work he would visit Naya's castle, but each day Naya refused to meet him. A few weeks passed by, Arman became sick, sick because he could not meet the childhood friend he so dearly loved. He had abandoned his work, making his friends he made at the working place concerned.

"Go and meet him once again Arman! Maybe this time you will be in luck!" said one.

"No. Maybe I was putting too much hope for her to love me. After all, we were just childhood friends."

His friends decided to visit Naya's castle themselves, to tell her that Arman his childhood friend, who fell in love with her is in an ill state. To their surprise, Naya agreed to meet them and heared that Arman was sick.

"Tell him to go to the forest and find a wooden house," said Naya.

"And after that? What should he do my Lady?" asked one of Arman's friend.

"He will find the answer once he finds the house," answered Naya mysteriously.

The friends came back to Arman and told him about the happy news. Arman suddenly stood up from his bed and felt refreshed as though nothing has happened before.

The next day Arman journeyed to the forest and found the wooden house Naya had mentioned. An old lady, with hideous boils on her face, crooked body, and white tangled hair that was very filthy greeted Arman.

"Excuse me, is Lady Naya here? She told me to come here," asked Arman.

"No, Lady Naya is not here. But she left a message I must tell you," said the old lady with a croaky voice.

"What is it?"

"She said, if you really love her, you must prove it. And to prove it, you must marry me!"

Because of his love, the love he had felt since childhood for Naya, Arman did not hesitate to answer.

"If that is what she wants, I would do it. I would do it for love!"

Suddenly, the old lady wailed and ran towards a small lake in front of the house. She bathed her face with water and to Arman's surprise, it was Nayna staring back at him. She had cleaned the make up she was wearing and pulled of the wig she also wore to disguise herself as an old lady.

"Arman, I was only testing you. And now I know what I must do. I will share the rest of my life with you. Because, because I would do it for love!"

Selasa, 29 Desember 2009

latiah sniper

LATIHAN SNIPER DARI HELIKOPTER, KOPASKA LATIHAN DENGAN US NAVY SEAL


Satuan elite Pasukan katak TNI AL yang biasa melaksanakan operasi pertempuran khusus melalui media laut, muara sungai dan rawa-rawa, Senin (12/1) mulai mengadopsi pelajaran khusus dari rekan sejawatnya Pasukan Katak Amerika Serikat US Navy Seal. Pelajaran bernama Hello Sniper atau teknik menembak sniper dari pesawat helikopter yang tengah terbang ini merupakan materi baru yang akan dilatihkan pasukan dari negeri Paman Sam tersebut.

Agenda latihan bersama dengan satuan pasukan elite Angkatan Laut Amerika US Navy Seal ini bernama sandi “Flash Iron 09-01”. Senin (12/1) bertempat di lapangan tembak Koarmatim Ujung Surabaya, latihan ini secara resmi dibuka oleh Komandan Satuan Pasukan Katak Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Kolonel Laut (T) Yulius Bustami. Turut hadir saat pembukaan para personel pasukan katak dan US Navy Seal yang dipimpin Letnan Ehrhardt.

Pasukan Katak TNI AL mengerahkan 4 tim (masing-masing tim 7 orang), atau 28 personel pada latihan ini sedangkan dari US Navy Seal menyertakan 15 personelnya. Selain sniper, mereka juga akan berlatih tentang Maritime Interdiction Operation (peperangan ruang tertutup), Jungle Welfare (perang hutan) berikut Jungle Survival, Fast Roping, Over the Beach serta Tactical Combat Casualty Care.

Koarmatim mengerahkan satu unit kapal perang, sebuah helikopter Bell, 2 Sea Rider, serta 5 perahu karet untuk latihan yang berlangsung mulai 12 Januari hingga 06 Februari 2009 dengan lokasi di Markas Koarmatim, selat Madura, Pantai Banongan serta Selogiri Banyuwangi ini.

Menurut Komandan Satuan Katak Koarmatim Kolonel Laut (T) Yulius Bustami, latihan ini selain dapat meningkatkan kemampuan taktis dan teknis perorangan maupun satuan prajuritnya juga dapat menciptakan hubungan emosional yang harmonis dan saling pengertian antara prajurit Pasukan Katak Indonesia dan Amerika Serikat. Ditambahkannya latihan ini juga merupakan ajang “Take and Give” antara kedua pasukan karena masing-masing bisa saling memberikan bekal pengetahuan dan kemampuannya.

“Peningkatan kemampuan ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai bekal guna mendukung tugas-tugas operasional Kopaska yang sesungguhnya,” kata Kolonel Laut (T) Yulius Bustami.

kelulusan

15 KOPASSUS LULUS PENDIDIKAN KOPASKA TNI AL

Surabaya - Sebanyak 15 prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, lulus dan memiliki kualifikasi sebagai manusia katak dari Sekolah Pasukan Katak (Sepaska) Komando Pengembangan dan Pendidikan TN AL (Kobangdikal).

Kelulusan 15 pasukan elit TNI AD itu, dilantik oleh Wakil Komandan Kobangdikal, Brigjen TNI (Mar) Halim A Hermanto yang sekaligus menutup pendidikan tersebut di Dermaga Semampir, Ujung, Surabaya, Selasa.

Pelantikan pasukan pilihan itu dilakukan di rawa-rawa yang penuh lumpur. Pelantikan itu, dihadiri Wakil Komandan Jendral (Wadanjen) Kopassus, Brigjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, Komandan Kodikopsla, Laksma TNI Pramono Hadi dan sejumlah perwira Kopassus.

Pelantikan itu diwarnai dengan yel-yel dari prajurit Kopassus yang berbunyi, "Kopaska tidak takut salah, tidak takut kalah, tidak takut jatuh, tidak takut mati. Takut mati, mati saja".

Sementara Komandan Kobangdikal, Laksda TNI Edhi Nuswantoro dalam sambutannya yang dibacakan Wadan Kobangdikal mengemukakan, prajurit baret merah itu mengikuti pendidikan Kopaska selama tiga bulan.

"Tujuannya untuk membentuk prajurit TNI berkualifikasi pasukan katak yang memiliki sikap, kecakapan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus aspek laut, yang mencakup operasi intelijen maritim, penyusupan dan penghancuran sasaran melalui laut," katanya.

Pasukan katak merupakan pasukan khusus yang mampu berperan ganda. Disamping melaksanakan tugas-tugas intelijen, pasukan katak juga mampu melakukan pembersihan bawah air untuk melemahkan kekuatan musuh.

"Peran itu bisa dijalankan, khususnya untuk mendukung operasi amfibi dan peperangan khusus bawah air. Karena itu, pasukan katak diharapkan mampu mendekati sasaran operasi baik melalui laut, darat, maupun udara," katanya menjelaskan.

Menurut dia, sebagai pasukan khusus TNI AD, pengetahuan dan ketrampilan Kopaska merupakan tuntutan utama dalam mendukung tugas-tugas Kopassus di medan pertempuran.

"Untuk itu, dibutuhkan latihan yang terencana, teratur dengan baik dan sangat berat dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Karenanya kalian dilatih keras tanpa mengenal waktu siang maupun malam, hujan maupun panas dengan harapan kalian mampu menerapkan ilmu di lapangan tugas nanti," katanya menegaskan.

Dihadapkan pada perkembangan teknologi yang berdampak pada meningkatnya intensitas dan kualitas ancaman pada NKRI, katanya, maka peningkatan kualitas personel TNI menjadi kebutuhan yang mendesak.

Sementara Wadanjen Kopasus, mengucapkan terima kasih pada Kobangdikal yang telah mendidik prajuritnya untuk memiliki kualifikasi sebgai pasukan katak.

"Ke 15 parjurit kopasus ini merupakan angkatan 12 dari Kopassus yang dididik di Sepaska Kobangdikal. TNI AD dalam hal ini Kopassus, setiap tahunnya akan selalu mengirim prajurit untuk memperdalam kealihan di bebagai aspek," katanya.

Menurut dia, saat Kopassus telah memiliki 200 prajurit yang memiliki kualifikasi Paska. Di masa mendatang, pertukaran pendidikan bagi pasukan khusus merupakan sarana untuk meningkatkan dan melengkapi kemampuan para prajurit.

"Selain pendidikan semacam ini, sebagai arena untuk saling menjalin ikatan batin antara sesama anggota TNI," katanya menambahkan.

Minggu, 27 Desember 2009

Berabagi Taktik

Kopaska - US Navy Berbagi Taktik

Komandan Satuan Pasukan Katak (Dansatpaska) Armada RI Kawasan Barat (Armabar), Kolonel Laut (T) Andy Kriswanto, memberikan ucapan selamat kepada satu personel US Navy Seal, seusai acara penutupan Latihan Bersama Flash Iron 10-01 JCET. Latihan bersama antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seal ini berlangsung di Pantai Caligi Batu Menyan Lampung. (Foto: Dispenarmabar)

3 November 2009, Bandar Lampung -- Latihan bersama Komando Pasukan Katak (Kopaska) dengan pasukan elite Amerika Serikat, US Navy Seal, berakhir kemarin. Latihan bersama yang telah dilakukan sejak tahun 1980 ini dianggap sukses karena selama pelaksanaannya tidak ada korban.

Demikian diungkapkan Komandan Satuan Pasukan Katak Armada Barat (Dansatpaska Armabar) dengan Komandan Gugus Tugas Latihan Kolonel Laut Andy Kriswanto seusai upacara penutupan latihan di Pusat Latihan Tempur Caligi, Batumenyan, Padangcermin, Pesawaran, kemarin. "Seluruh rangkaian latihan berjalan baik dan lancar. Semua sukses," ujarnya senang.

Menurut Andy, rangkaian kegiatan tersebut meliputi teknik pengobatan sendiri, penggunaan senjata, pertempuran jarak dekat, gerakan di atas kapal, pemeriksaan dan penghentian kapal di laut, serta taktik tempur di laut, sungai, dan rawa. Termasuk pula peluncuran roket dan penguasaan kapal.

"Latihan kedua pasukan elite ini memiliki makna penting dan strategis. Yaitu untuk menjaga kedaulatan dan integritas NKRI dari bentuk gangguan dan ancaman potensial maupun faktual," tegasnya. Ke depan, latihan semacam ini terus dilakukan.

Sesuai isi amanat Panglima Armada Barat Laksamana Muda TNI Suparno yang dibacakan Danlanal Lampung Weddy Widya selaku inspektur upacara, kegiatan ini bertujuan mempertajam dan meningkatkan kemampuan individu maupun tim, menyamakan prosedur standar manuver di lapangan, serta mengembangkan teknik baru.

Untuk itu, para peserta latihan diharapkan dapat terus meningkatkan berbagai keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan teknik maupun taktik yang telah didapat selama latihan. "Kekurangan yang ditemukan dalam latihan ini juga agar segera diupayakan pemecahannya sehingga tidak terjadi lagi di masa mendatang," ujar Weddy.

Untuk diketahui, kegiatan penutupan ini juga ditandai penyerahan sertifikat dan cenderamata antara kedua pasukan. Pemberian cenderamata ini juga dilakukan kepada Danlanal, Kepala Adpel Panjang Hutasoit, dan pihak Pemkab Pesawaran.

Sabtu, 26 Desember 2009

Pasuan TNI Resmi Ke Libanon

Pasukan TNI segera bergabung dengan pasukan UNIFIL PBB di Libanon. Mereka berangkat akhir September. Pasukan Mekanis Garuda menunggu pemberangkatan ke Libanon.Teka-teki soal pengiriman pasukan Indonesia untuk bergabung dengan pasukan pemelihara perdamaian PBB di Libanon Selatan terjawab sudah. Pasukan merah-putih beranggotakan 1.000 tentara dijadwalkan berangkat 28 September. PBB telah secara resmi meminta Indonesia mengirim pasukannya di tengah hadangan keberatan Israel.

Sebuah advance team akan berangkat 20 September untuk mempersiapkan keberangkatan seluruh anggota pasukan TNI yang telah menjalani pembekalan di Markas Divisi-I Kostrad, Cilodong, Bogor. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Moh. Sunarto mengatakan tim pendahulu beranggotakan tujuh orang. Mereka menyiapkan markas pasukan Indonesia di Libanon.

Menurut Menlu Nur Hassan Wirayudha PBB dan sejumlah negara pendukung bahkan menawarkan armada untuk mengangkut pasukan Indonesia yang juga akan membawa persenjataan berat. “Kita sudah terima surat dari Departemen Pemeliharaan Perdamaian PBB yang menerima tawaran Indonesia. Jadi tidak ada masalah lagi soal pengiriman pasukan Indonesia,” kata Hassan sebagaimana dikutip oleh koresponden Media Indonesia di Bali (3/9).

DPR juga telah memberikan kata sepakat bagi pengiriman misi perdamaian Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan konsultasi dengan DPR (28/8) tentang kesepakatan pemberangkatan pasukan Indonesia ke Libanon. Pengiriman pasukan tertunda lantaran adanya keberatan dari Israel. Israel tidak hanya keberatan pada pasukan Indonesia, tetapi juga Malaysia dan Bangladesh yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara Yahudi tersebut.

Pasukan Indonesia bertugas di sana di bawah bendera Pasukan Sementara PBB di Libanon (United Nation Interim Forces in Libanon-UNIFIL). Para petinggi Indonesia, sipil dan militer, menegaskan bahwa pasukan Indonesia tidak bertugas melucuti Hizbullah, tetapi untuk menjaga perdamaian di Libanon. “Bukan menggunakan kekuatan dengan paksa untuk menghentikan peperangan,” kata Presiden Susilo.
Kata Ketua Komisi I DPR, Theo Sambuaga: “Kita tidak akan melakukan perlucutan senjata terhadap Hizbullah.”

Sambil menunggu pemberangkatan, Batalyon Mekanis Garuda yang beranggotan 1.000 prajurit, terus melakukan latihan pemantapan, dari 29 Agustus sampai 11 September. Di dalam pasukan tersebut juga bergabung putra Presiden Susilo, Letnan Satu Agus Harimurti Yudhoyono. Soal keikutsertaan Agus sempat menjadi polemik.

Pengamat militer Rizal Dharmaputera mencemaskan kehadiran Agus rentan jadi target politik oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi. “Sebagai putra presiden, posisi Agus sangat strategis. Kita harus waspada,” kata Rizal seperti dikutip Indo Pos (4/9). Rizal mengingatkan perlunya antisipasi bilamana ada red alert (tanda bahaya) di lapangan. Namun pihak Mabes TNI menegaskan tidak ada pengamanan khusus bagi Agus selama bertugas di Libanon.

Kasum TNI, Mayjen Endang Suwarya, pada pembukaan latihan Batalyon Mekanis Garuda (29/8), mengatakan setiap personil harus membekali diri dengan baik karena medan yang dihadapi cukup berat, sangat berbeda dengan kondisi alam di Indonesia. Kultur masyarakat Libanon juga harus menjadi fokus perhatian. Mayjen Endang menilai semua peralatan yang dibawa pasukan tersebut sudah cukup memadai. SB,SH (Berita Indonesia 21)


Mayjen Rasyid Danjen Baru Kopassus
Komandan Jenderal Kopassus berpindah dari Mayjen Syaiful Rizal ke Mayjen Rasyid Qurnuen Aqquary. Mayjen Syaiful akan menjabat Pangdam Udayana. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Djoko Santoso memimpin upacara serahterima jabatan Syaiful bersama 79 perwira TNI-AD lainnya di Markas Komando Kopassus Cijantung Jakarta Timur, Jumat, (1/9).

Selama memimpin Kopassus (2005-2006) Mayjen Syaiful telah banyak melakukan perubahan di kesatuannya. Pria kelahiran Lahat Sumatera Selatan itu juga mengasah kemampuan prajurit dengan latihan-latihan gabungan dengan satuan khusus negara lain. Mayjen Rasyid, lulusan AKABRI 1975, seangkatan dengan Syaiful. Rasyid sebelumnya menjabat Pangdiv-1 Kostrad, masuk Kopassus sejak 1979, menjadi Danton Group-1 Kopassandha. Tahun 1983 menjadi Wadan Karsa Group-4 Kopassandha.

Pria kelahiran Bandung tahun 1953 itu kemudian ditunjuk menjadi Dansatlat Walpri Paswalpres (1983-1987). Rasyid kembali ke Kopassus tahun 1987, menjadi Danden-1 Yon-21 Group-2. Ketika berpangkat Letkol, Rasyid menjadi Aspers Kopassus. Tanggal 1 September 2006, dia dipromosi sebagai Komandan Jenderal Kopassus. SB,SH (Berita Indonesia 21)

Jumat, 25 Desember 2009



Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut melakukan latihan bersama dengan US Navy Seal dengan sebutan "Flash Iron 10-01 JCET" di Provinsi Lampung selama 24 hari, mulai 9 November hingga 2 Desember 2009. Pangarmabar Laksamana Muda Soeparno dalam sambutannya di Telukratai Padangcermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Senin, mengatakan latihan bersama tersebut untuk menambah wawasan prajurit kedua negara dan menyatukan persepsi dalam hal bekerja sama.

"Adapun sasaran yang ingin diwujudkan pada latihan bersama kali ini adalah makin tajam dan mantapnya kadar profesionalitas prajurit Kopaska TNI AL dan US Navy Seal," kata Pangarmabar. Karena itu, melalui latihan bersama tersebut akan dilaksanakan uji kemampuan, baik secara individu maupun tim, dan pemantapan standar prosedur operasi khususnya manuver di lapangan.

Komandan Satuan Pasukan Katak Armabar, Kolonel Andy Kriswanto, mengatakan selama ini latihan bersama diadakan di daerah timur Indonesia. "Kali ini kita cobakan di Lampung. Daerah ini memiliki spesifikasi yang cukup untuk latihan tersebut, karena memiliki pegunungan, laut dan adanya pelabuhan internasional," kata dia.

Dalam latihan selama 24 hari tersebut, pasukan elit dari kedua negara akan melakukan latihan menembak, peledakan dan mengatasinya, latihan penanganan terorisme di Pelabuhan Panjang, dan terjun payung di Bandara Radin Inten. "Semua latihan tersebut untuk terus meningkatkan kemampuan pasukan katak TNI AL," katanya.

Pimpinan US Navy Seal itu, Kolonel Robinson, mengatakan pihaknya yang ikut berlatih berjumlah 15 personel dan berharap bisa menjadi dukungan awal untuk terus meningkatkan kerja sama antara TNI AL dan US Navy Seal. "Kami pun senang latihan bersama pasukan Indonesia, mereka pekerja keras dan terus ingin meningkatkan kemampuannya," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, pada Desember mendatang pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah daerah di Lampung untuk memperbaiki sekolah-sekolah dan klinik kesehatan.(ANT)

Kerja Sama KOPASKA TNI AL Dengan US



Untuk meningkatkan profesionalisme pasukan khusus yang terlatih dan terdidik, tentu ada hal yang harus dilakukan secara kontinyu dan berkesimanbungan. mulai porsi latihan yang lebih dibanding dengan prajurit biasa, fasilitas latihan dan kesejahteraan prajuritnya, hingga biaya yang harus dibayar untuk menjalankan program latihan guna meningkatkan kualifikasi kemahiran prajurit khusus disatu bidang. Bahkan latihan dengan pasukan khusus dari negeri adidaya pun dilakoni.

Seperti yang dilakukan Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL dengan US Navy Seal (pasukan katak Amerika) yang saling jajal dalam latihan bersama yang bertajuk Maritime Terrorism and Maritime Interdiction Operation, Joint Combined Exchange For Training (fles Iron 06-01). Latihan tersebut dibuka Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Danguspurlatim) Laksma TNI Suparno didampingi Dantim US Navy Seal Ltcol Charles K. Comer di Actions Speed Tactical Training (ASTT) Kolatarmatim, Ujung, Surabya, Senin (6/2) pagi, selain betujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL (Kopaska) juga sebagai bukti arah pemulihan pasca dibukanya embargo militer Amerika atas Indonesia beberapa waktu lalu.

Makna penting dari latihan kedua pasukan elit tersebut dikatakan Asops Kasum TNI Mayor Jendral TNI Bambang Darmono dalam sambutannya yang dibacakan Danguspurlatim, bahwa untuk menjaga kedaulatan dan integritas NKRI dari bentuk gangguan dan ancaman potensial maupun faktual, maka diperlukan kehadiran TNI yang kuat dan profesional. Hal itu perlu kita cermati dan sikapi dengan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan. Berbagai bentuk kejahatan dan pelangaran di dan lewat laut saat ini seperti penyelundupan, illegal logging, pencurian kekayaan alam, perompakan dan pembajakan yang dialkukan kelompok teroris dengan sindikat internasional. Bila hal ini tidak ditangani secara serius akan berdampak negatif pada pembangunan ekonomi dan akhirnya merusak citra bangsa di mata dunia internasional.

“Untuk itu, tidak ada kata lain, sebagai prajurit samudera (TNI AL) harus terus meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya dengan cara berlatih. lebih baik mandi keringat dalam latihan dari pada mandi darah dimedan laga”. Tegas bambang mengibaratka. Hal tersebut lanjut bambang, mengikuti perubahan kebijakan pemerintah Amerika terhadap Indonesia kearah positif dengan prinsif saling menghormati dan saling mengutungkan, maka pimpinan TNI menyambut baik hal tersebut dengan dibukanya kembali kerjasama militer antara kedua negara.

Latihan yang digelar mulai 5 hingga 25 Februari ini, menurut Koordinator latihan Letkol Laut (E) M. Faisal yang juga sebagai Komandan Satuan Pasukan Katak (Dansatpaska) Koarmatim akan melibatkan 199 personel. Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan personel Kopaska TNI AL dalam melaksanakan operasi penanggulangan teror dan tindak kejahatan di laut (Maritime Terrorism and Maritime Interdiction Operation).

“Latihan Joint Combined Exchange For Training 06-01 antara Kopaska TNI AL dengan US. Navy Seal dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan prajurit Kopaska untuk melaksanakan operasi penanggulangan teror dan tindak kejahatan di laut, kegiatan ini melatih kemampuan para prajurit dalam bermanuvra menggunakan kapal khusus / sea rider sehingga mampu mengejar serta merapatkan sea rider ke kapal sasaran dengan baik, selanjutnya setiap prajurit juga mampu naik ke atas kapal lawan serta menguasai kapal tersebut dengan taktik yang betul,” jelas Faisal.

Sedangkan sasaran latihan, lanjut Pamen Melati dua ini, yaitu, setelah melaksanakan latihan ini di harapkan prajurit Kopaska TNI AL mampu menyiapkan dan melaksanakan operasi penanggulangan teror dan berbagai tindak kejahatan di laut. Dari 199 personel yang terlibat, 50 diantaranya merupakan pelaku latihan yang terdiri dari 30 orang personel pasukan katak TNI AL dan 20 orang dari US. Nevy Seal, sementara sisanya merupakan staf pendukung yang terdiri dari personel KRI, hely, penilai dll.

Latihan yang berlangsung selam 21 hari ini akan menerima dan memprakteka berbagai materi, diantaranya Maritime Mission Planning, Boat Handling (Coastal / Riverine), Outboard Motor and Hull Maintenance, Basic Madical Treatment,Communication Mission Planning, Weapons Maintenance and Safety, Ship Boarding, Ship Movement, CQB (Closed Quarter Battle), VBSS, Shooting Training, dan Marshelling. Untuk pelaksanaan latihan teori, dilaksanakan di ASTT Kolatarmatim, latihan menembak dilaksanakan di Lapangan Tembak Koarmatim dan latihan praktek lapangan dilaksanakan di Perairan Selat Madura dan sekitarnya. Latihan teori digelar 06 s/d 09 Pebruari 2006, Latihan praktek: 10 s/d 15 Pebruari 2006, Latihan menembak : 16 s/d 20 Pebruari 2006, FMP : 22 s/d 23 Pebruari 2006.

Latihan yang telah dimulai sejak tahun 1980 ini, kata Faisal, dalam perjalanannya mengalami pasang surut seiring dengan perkembangan politik negara, misalnya saja latihan ini pernah terhenti pada 1991 sampai 2005, kemudian kita mulai lagi tahu 2005 dan ini merupakan latihan kali ke 2 setelah Carat pada juli 2005 lalu. “Dari tahun 1980 hingga sekarang, yang diberikan US Navy Seal kepada kita adalah dalam bentuk keampuan/kemahiran penguasaan personel terhadap suatu materi dan penguasaan teknologi peralatan yang mereka miliki. Sedangkan dalam latihan lapangan nanti, akan pula dilibatkan satu Helly Bell TNI AL, KRI Teluk Ende – 517, dua Unit Sea Rider Kopaska TNI AL, lima Unit Perahu Karet, satu Kapal sipil jenis kapal penumpang, dua Kapal sipil jenis kapal tanker, tim Medis Diskesarmatim TNI AL, Tim Penilai, Kolatarmatim, Peninjau Mabes TNI dan Tim Penerangan.
Tampak dalam pembukaan latihan tersebut seluruh Asisiten Pangaramtim, para Koamndan Satuan, para Kasatker dan para Komandan KRI serta seluruh pelaku latihan MIO. Sebelum pembukaan latihan, diawali dengan Courtesy Call (CC) Dantim US Navy Seal Letcol Charles K. Comer kepda Pangarmatim Laksda TNI Waldi Murad di Gedung Gajah Mada, Ujung, Surabaya. (ARMATIM)


Sejarah KOPASKA



Komandan Pasukan Katak


Komando Pasukan Katak atau lebih dikenal dengan sebutan Kopaska didirikan 31 Maret 1962 oleh Presiden Sukarno untuk mendukung kampanye militer di Irian Jaya.

Kopaska berkekuatan 300 orang. Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya. Tugas utama mereka adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan kekuatan amfibi.


SEJARAH

Komando Pasukan Katak disingkat KOPASKA adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.

Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism . Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.